Mushola Dibakar Orang Tak dikenal

Lumajang (berita jatim) Minggu, 16 Oktober 2011 - Menyusul Mushola Insan Kamil yang merupakan tempat ibadah muallaf Suku Tengger di Dusun Tetelan Desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro dibakar orang tak dikenal, Rabu (12/10/2011) malam, Ketua GP Ansor Lumajang, Ahmad Lukman Hakim, mendesak pemerintah untuk turun ke lapangan agar tidak terjadi permasalahan SARA.

"Saya harap pemerintah tanggap soal kasus pembakaran mushola milik muallaf suku tegger itu," kata Lukman pada beritajatim.com melalui ponselnya, Minggu (16/10/2011).

Lanjut dia, aparat keamanan harus mengungkap dibalik pembakaran mushola milik suku tengger yang merupakan lahan milik perhutani atau cagar alam. Pasalnya, pembakaran tempat ibadah umat muslim bisa menyebabkan konflik horizontal. "Aparat penegak hukum harus mengusut tindakan pembakaran tempat ibadah umat muslim," terangnya.

Akibatnya, mushola "Insan Kamil " dibakar oleh orang tak dikenal,  suku tengger yang baru menganut islam tidak bisa menjalan ibadah sholat. Sehingga, saat keladanganya untuk istirahat dan sholat tidak bisa dilakukan.

Ansor mendesak pemerintah untuk melakukan edukasi pada masyarakat di Desa Kandang Tempus dan Wonocepoko Ayu Kecamatan Senduro, agar pembakaran mushola tidak sampai terjadi gesekan antar warga. Selain itu, pemerintah harus mencari inti persoalan dari pembakaran mushola milik muallaf suku tengger yang dibina oleh Gus Mamak melalui padepokan Den Bagus.

Ansor Lumajang masih melakukan investigasi mengenai persoalan pembakaran mushola muallaf suku tengger di Desa Kadang Tepus Kecamatan Senduro. Pihaknya tidak ingin, ada gesekan dimasyarakat Senduro yang menganut agama Islam dan Hindu.

"Sekarang saya di Senduro mencari informasi permasalahan pembakaran Mushola," papar Lukman yang juga anggota DPRD Lumajang dari PKNU.

Gus Mamak selaku pembina suku tengger yang menjadi muallaf, mengecam pelaku pembakaran mushola insan kamil yang dijadikan tempat syiar dan dakwa oleh Den Bagus, BAZ Lumajang, BAZ Jatim, BAZ Pusat, STAIN Jember dan IAIN SUnan Ampel. Dirinya menyesalkan ada pemkaran mushol ayang dijadikan tempat ibadah muallaf suku tengger.

"Disana kami hanya syiar islam, pembakaran mushola tindakan biadab dan penegak hukum harus mengusutnya," ujar Mamak.